About Me
Category
Popular Post
-
PES 2013 Trans Tv & Trans 7 Liga BBVA Scoreboard PES 2013 Copa Del Rey Tv One Scoreboard PES 2013 Liga Adelante Trans Tv ...
-
sebelumnya mungkin sudah pada tahu perbedaan scoreboard dan addboard di PES 2013, dulu, saya kira sama ternyata beda banget, nach kali ini ...
-
Gingham Check yang pertama kalinya singel yang harus ngevoe membernya supaya masuk senbatsu singel ke 6, males beli & uploadnya juga tad...
-
semakin kesini harga tiket konser jkt48 semakin tingkat akut,,, tapi si yamada pasti ngikut ajah :v semoga aja JOT bikin dvd nya lagi, jadi...
-
Jadi begini gan penjelasannya bagi yang nubie aja deh yah.. Dulu kalo ane mo buat callname sendiri tu caranya lumayan ribet karena cara bik...
-
JKT48 : Date Your Oshimen adalah sebuah game Visual Novel Dating Sim tentang member JKT48. Di sini kita berperan sebagai seorang delusioni...
-
posting ini sumbernya dari blogger ciamis,, tus saya reupload karena link servernya sudah mati,, official guide book jkt48 volume 2 nya say...
-
Kemarin 48 family (AKB48, JKT48, NMB48, SKE48, HKT48,) mengadakan konser Nippon Budokan secara live di gedung aula serbaguna di pusat kota...
-
ISO / DVD + FLAC / Lossless / CD Release Info JKT48 First Album – Heavy Rotation (2013.2.16) JKT48 is the official sister group of AKB...
-
Sebelumnya,,,saya berterimakasih yang suka berkunjung ke blog saya,, dan yang sering berkomentar atau yg request file, kebanyakan yang suka ...
Blog Archive
-
▼
2013
(223)
-
▼
October
(18)
- Download Naruto Shippuden Strom 3 Brust PC direct ...
- Download BBM for Pc with Tutorial
- Download Emulator Game For Pc
- Renpy Visual Novel
- Selamat Tinggal Naomi
- Cinta Tak Terucap
- Download Call Of Duty Black Ops Rip
- Contoh Surat Cinta
- Download Kumpulan Photopack JKT48
- Cara Merubah DVD Full version Menjadi Rip
- Puisi "Sasuke To Itachi"
- Download Call of Duty 4 Modern Warfare 3 Rip
- Download State of Decay Rip
- Bungkusan Cinta Veranda
- Download Alan Wake Repack Direct Link
- Download Kumpulan Setlist JKT48
- Download Mafia II Repack 100% Work
- Download Burnout Paradise RIP 100% WORK
-
▼
October
(18)
Posted by : gia
October 09, 2013
Bungkusan Cinta Veranda
Dua jam telah berlalu dan entah sudah
berapa banyak orang yang berseliweran didepanku yang dari tadi hanya duduk
sendirian di tengah keramaian taman ini. Setiap akhir pekan aku memang sering
ke taman ini sekedar untuk menghilangkan kepenatan akan tugas – tugas kuliah
yang menumpuk. Sesekali ku lihat dua ekor burung kecil yang bolak balik memunguti
rumput kering,kemudian membawanya ke atas pohon untuk di anyam menjadi sebuah
sarang untuk tempat bertelur. Melihat keuletan kedua burung itu semangat ku pun
semakin menggebu untuk meraih impianku untuk meraih gelar sarjanaku.
“kedua burung itu sangat gigih untuk mencapai impiannya,akupun tidak boleh kalah dengan mereka” kataku dalam hati.
“kedua burung itu sangat gigih untuk mencapai impiannya,akupun tidak boleh kalah dengan mereka” kataku dalam hati.
Diperjalanan pulang langkahku terhenti
didepan sebuah toko buku. Pandanganku terhenti pada seorang gadis yang tengah
merapikan buku kedalam rak-nya. Sesekali ia membersihkan buku-buku dengan
kemoceng kecil miliknya, tanda bahwa toko bukunya telah lama tidak ada
pengunjungnya. Aku serasa terhipnotis dan seketika masuk kedalam toko buku itu.
Klinting. . . klinting. . . . Terdengar
bunyi lonceng kecil yang menandakan ada pengunjung yang datang.
“Selamat datang. . ” Sambut gadis itu.
“eh. . . i. . iyaaa. . ” jawabku terbata
“Selamat datang. . ” Sambut gadis itu.
“eh. . . i. . iyaaa. . ” jawabku terbata
Gadis itu kembali melanjutkan
kegiatannya berkutat dengan buku dan debu. Karena terlanjur basah aku pun
sekalian melihat–lihat buku disana. Aku bisa di bilang adalah orang yang kurang
suka membaca buku. Makannya tidak ada satupun judul bacaan disana yang aku
kenal. Setelah cukup lama kebingungan dengan judul buku bacaan disana yang
hampir semuanya tidak aku mengerti, aku kembali mengamati kegiatan gadis itu
dengan buku-bukunya. Aku berpindah ke tempat dimana rak bukunya hanya setinggi
hidungku sehingga apabila gadis itu melihat ke arahku dia hanya bisa melihat
kepalaku sebatas hidung saja.
Sesekali aku mencuri pandang ke arah
gadis itu,dan tiba-tiba saat aku tengah memandanginya disaat yang bersamaan dia
juga melihat ke arahku. Aku pun menjadi salah tingkah dan berpura-pura
memilih-milih buku. Aku pun segera mengambil salah satu buku dan pergi menuju
kasir.
“Cuma ini saja bukunya ?” tanya gadis itu
“i. . iyaaaa” jawabku pelan
“tunggu sebentar ya,biar aku bungkus dulu buku ini” kata gadis itu
“Cuma ini saja bukunya ?” tanya gadis itu
“i. . iyaaaa” jawabku pelan
“tunggu sebentar ya,biar aku bungkus dulu buku ini” kata gadis itu
Gadis itu kemudian berbalik dan pergi
menuju kedalam,tak lama berselang dia kembali dengan buku yang telah terbungkus
kertas coklat. Terlihat klasik sekali pas dengan suasana toko buku ini yang
juga bernuansa klasik mirip toko-toko buku di jaman dulu.
Setelah membayar buku aku pulang ke
rumah. Buku yang tadi aku beli aku masukkan kedalam laci meja belajarku. Aku
membeli buku itu semata-mata hanya untuk dapat mengenal gadis yang bernama
veranda itu. Ya,aku mengetahui nama gadis itu dari nametag yang dipakainya
tadi.
“Cantik juga gadis tadi,andai saja aku bisa mengenalnya lebih jauh lagi” Kataku dalam hati.
“Cantik juga gadis tadi,andai saja aku bisa mengenalnya lebih jauh lagi” Kataku dalam hati.
Keesokan harinya aku mulai disibukkan
kambali dengan urusan kuliahku. Berangkat pagi,pulang sore,dan terkadang aku
tidak tidur semalaman untuk megerjakan tugas kuliahku. Semua itu aku lakukan
demi impianku membahagiakan kedua orang tuaku.
Seminggu telah berlalu,aku kembali
berjalan menuju taman seperti biasanya. Aku duduk di tepi kolam taman itu.
Kukeluarkan bungkusan plastik kecil berisi remah roti sisa cemilanku kemudian
aku lemparkan ketanah. Seketika itu pula beberapa ekor burung merpati liar
mendarat dan mamakan remah roti yang aku tebarkan tadi. Setelah puas memberi
makan burung merpati aku segera berdiri dan beranjak pergi dari sana.
Waktu masih menunjukkan pukul 3 sore
saat aku keluar dari taman itu. Karena masih siang aku pun kembali melangkahkan
kaki ku menuju tempat lain. Tapi entah kenapa langkahku kembali terhenti di
depan toko buku itu lagi. Dan aku pun segera masuk kedalamnya.
Klinting. . . klinting. . . . Terdengar bunyi lonceng kecil yang menandakan ada pengunjung yang datang.
“Selamat datang ……” sambut gadis bernama veranda itu.
Klinting. . . klinting. . . . Terdengar bunyi lonceng kecil yang menandakan ada pengunjung yang datang.
“Selamat datang ……” sambut gadis bernama veranda itu.
Aku hanya mengangguk pelan sambil
tersenyum karena saat itu aku merasa sangat gugup. 20 menit berlalu dan aku
hanya mondar mandir disana sambil sesekali mencuri pandang ke arah Veranda.
Tiba-tiba saja Veranda menghampiriku yang dari tadi hanya mondar mandir seperti
orang kebingungan.
“Ada yang bisa saya bantu mas ?” tanya Veranda ramah.
“ohhh. . . a. . . anuuu. . . saya mencari buku tentang Trigonometri hehehehehe” jawabku sekenanya.
“Ohh. . . kalo mau cari buku Trigonometri jangan cari disini mas,kalau di rak ini isinya novel semua” jawab Veranda
“ohhh,. . . . . hehehehe. . . Terima kasih mbak” Jawabku
“Ada yang bisa saya bantu mas ?” tanya Veranda ramah.
“ohhh. . . a. . . anuuu. . . saya mencari buku tentang Trigonometri hehehehehe” jawabku sekenanya.
“Ohh. . . kalo mau cari buku Trigonometri jangan cari disini mas,kalau di rak ini isinya novel semua” jawab Veranda
“ohhh,. . . . . hehehehe. . . Terima kasih mbak” Jawabku
Aku pun segera menuju ke rak buku bagian
buku-buku pendidikan. Segera kuambil buku bertuliskan kata Trigonometri besar
disampulnya dan kubawa menuju kasir. Veranda juga segera menuju kasir untuk
membungkus buku yang aku beli dengan kertas coklat seperti biasanya.
“Hanya ini saja mas ??” tanya Veranda.
“Iya mbak. . ” jawabku pelan.
“Aduuh,jangan panggil mbak dong.Kita kan seumuran” Kata Veranda pelan.
“Ya,soalnya saya nggak tahu nama mbak,eh kamu sihh. Hehehehe. . Namaku Dito ” Jawabku sambil mengulurkan tanganku
“Aku Veranda,tapi orang-orang sering memanggilku Ve” Jawab Veranda sambil menyambut uluran tanganku.
“Ve. . . ?? Cukup simple juga ya nama panggilan kamu hehehe” kataku.
“Ya,begitulah hehe. . .” jawab Veranda ramah.
“Kamu bekerja disini sendirian ?” Tanyaku
“Aku nggak bekerja disini kok,toko buku ini dulunya milik kakek dan nenek ku. Aku disini Cuma meneruskan usaha mereka berdua” Jawab Ve.
“Hanya ini saja mas ??” tanya Veranda.
“Iya mbak. . ” jawabku pelan.
“Aduuh,jangan panggil mbak dong.Kita kan seumuran” Kata Veranda pelan.
“Ya,soalnya saya nggak tahu nama mbak,eh kamu sihh. Hehehehe. . Namaku Dito ” Jawabku sambil mengulurkan tanganku
“Aku Veranda,tapi orang-orang sering memanggilku Ve” Jawab Veranda sambil menyambut uluran tanganku.
“Ve. . . ?? Cukup simple juga ya nama panggilan kamu hehehe” kataku.
“Ya,begitulah hehe. . .” jawab Veranda ramah.
“Kamu bekerja disini sendirian ?” Tanyaku
“Aku nggak bekerja disini kok,toko buku ini dulunya milik kakek dan nenek ku. Aku disini Cuma meneruskan usaha mereka berdua” Jawab Ve.
Ve kembali menuju belakang kasir dan mulai
membungkus buku pesananku. Aku pun kembali berkeliling melihat-lihat buku.
Beberapa saat kemudian Ve kembali kedepan kasir dengan membawa buku pesananku
yang telah terbungkus rapi. Setelah membayar aku pun berpamitan untu pulang.
“Kalau ada waktu mampir lagi ya kesini . . ” Kata Ve ramah.
“Tentu. . . ” Jawabku mantab.
“Kalau ada waktu mampir lagi ya kesini . . ” Kata Ve ramah.
“Tentu. . . ” Jawabku mantab.
Sesampainya di rumah,kusimpan kembali
buku yang barusan aku beli di laci meja belajar. Setelah mandi dan makan malam
kurebahkan tubuhku di atas ranjang dan akhirnya akupun terlelap.
Hari rabu aku dan beberapa temanku pergi
ke perpustakaan kampus untuk mencari buku referensi untuk tugas kuliah kami.
Tetapi setelah mencari-cari ternyata buku-buku di perpustakaan merupakan
buku-buku keluaran lama. Sehingga kami harus membeli buku sendiri untuk
dijadikan sebagai buku referensi.
“Dit,lo tau nggak toko buku di daerah sini ?” Tanya Dicky teman satu kampusku.
“ohh toko buku,di deket taman ada toko buku kok kesana aja. Siapa tahu kita dapat referensi disana” Jawabku
“Dit,lo tau nggak toko buku di daerah sini ?” Tanya Dicky teman satu kampusku.
“ohh toko buku,di deket taman ada toko buku kok kesana aja. Siapa tahu kita dapat referensi disana” Jawabku
Sesampainya disana teman-temanku segera
berpencar mencari buku-buku yang mungkin bisa dijadikan referensi untuk tugas
kuliah kami. Sedangkan aku malah asyik mengobrol dengan Veranda.
“Eh,Dit lo kesini mau cari buku apa cari cewek ?” Tanya Surya kesal
“Ehh,iya. . . iyaa. . maaf dehh. Bentar ya Ve aku mau cari buku lagi” Kataku
“Eh,Dit lo kesini mau cari buku apa cari cewek ?” Tanya Surya kesal
“Ehh,iya. . . iyaa. . maaf dehh. Bentar ya Ve aku mau cari buku lagi” Kataku
Setelah selesai akhirnya kami memutuskan
untuk membawa 5 buku untuk dijadikan bahan referensi setelah membayar kami pun
berniat untuk pulang.
“Bentar ya,biar saya bungkus dulu buku-buku ini.” Kata Veranda
“Eh,nggak usah mbak kasih aja kantong plastik. Soalnya mau langsung dibaca” Jawab Dicky.
“Ohh,ya sudah.Terima kasih atas kunjungannya” Kata Veranda
“Ve,aku pulang dulu ya. Besok sabtu aku kesini lagi.” Kataku
“Janji ya. . . . . . . ” Jawab Ve
“Tentu. Sampai ketemu besok sabtu ” kataku mantab
“Bentar ya,biar saya bungkus dulu buku-buku ini.” Kata Veranda
“Eh,nggak usah mbak kasih aja kantong plastik. Soalnya mau langsung dibaca” Jawab Dicky.
“Ohh,ya sudah.Terima kasih atas kunjungannya” Kata Veranda
“Ve,aku pulang dulu ya. Besok sabtu aku kesini lagi.” Kataku
“Janji ya. . . . . . . ” Jawab Ve
“Tentu. Sampai ketemu besok sabtu ” kataku mantab
Veranda hanya tersenyum sambil
melambaikan tangannya melepaskan kepergianku. Setelah itu kami mulai berkutat
kembali dengan tugas kuliah yang semakin hari semakin berat saja.
Hari sabtu aku kembali mengunjungi
Veranda seperti yang kujanjikan. Sesampainya disana Veranda tengah merapikan
buku-buku. Aku pun menghampirinya berniat untuk membantunya.
“Ve,aku bantu ya. . ” kataku
“Aduuh,nggak usah dit ntar ngrepotin kamu. .” Tolak Ve
“Ah,nggak apa-apa kok. . . . .” Jawabku enteng
“Beneran nggak apa-apa ?” Tanya Ve
“Iya, nggak apa-apa kok hehehe” Jawabku lagi
“Ve,aku bantu ya. . ” kataku
“Aduuh,nggak usah dit ntar ngrepotin kamu. .” Tolak Ve
“Ah,nggak apa-apa kok. . . . .” Jawabku enteng
“Beneran nggak apa-apa ?” Tanya Ve
“Iya, nggak apa-apa kok hehehe” Jawabku lagi
Setelah selesai merapikan buku-buku kami
pun beristirahat. Veranda masuk kedalam dan kembali dengan membawa minuman
dingin untuk kami.
“Makasih ya dit udah mau bantuin aku” Kata Ve
“Iya,sama-sama hehe” Jawabku
“Eh,dit itu muka kamu kotor banget kena debu” KataVe
“Dimana ?” Tanyaku sambil mengelap mukaku dengan tangan.
“Aduh, jangan pake tangan dong. . ”
“Makasih ya dit udah mau bantuin aku” Kata Ve
“Iya,sama-sama hehe” Jawabku
“Eh,dit itu muka kamu kotor banget kena debu” KataVe
“Dimana ?” Tanyaku sambil mengelap mukaku dengan tangan.
“Aduh, jangan pake tangan dong. . ”
Veranda mendekat dan menyeka wajahku
dengan sapu tangannya. Seketika itu pula jantungku berdebar kencang
memperhatikan Ve yang dengan lembut menyeka kotoran di wajahku dengan sapu
tangannya.
“holla . . . . . . Ada orang disana ???” UcapVe sambil melambaikan tangannya didepan mukaku.
“Hoooi . . . . kok ngelamun sih ??” Tambah Ve.
“Ehhh. . hehehehe udah bersih ya ??” Tanyaku setelah tersadar dari lamunanku.
“Udah. . . kamu kok ngelamun sih ?? mikirin siapa hayoo. . . ” Goda Ve
“nggak kok,aku cuma terpesona sama kecantikan kamu hehehe” Jawabku ringan
“ihhh, Gombal. . . ” Jawab Ve sambil melemparkan sapu tangannya.
“holla . . . . . . Ada orang disana ???” UcapVe sambil melambaikan tangannya didepan mukaku.
“Hoooi . . . . kok ngelamun sih ??” Tambah Ve.
“Ehhh. . hehehehe udah bersih ya ??” Tanyaku setelah tersadar dari lamunanku.
“Udah. . . kamu kok ngelamun sih ?? mikirin siapa hayoo. . . ” Goda Ve
“nggak kok,aku cuma terpesona sama kecantikan kamu hehehe” Jawabku ringan
“ihhh, Gombal. . . ” Jawab Ve sambil melemparkan sapu tangannya.
Kami berdua pun tertawa bersama. Senang
rasanya bisa melihat senyum mungil terukir di wajah Ve. Senyumnya seakan dapat
meredakan sebuah badai besar di lautan.
“eh,Ve kita jalan-jalan yuk” Ajakku
“Kemana ?” Tanya Ve
“Ke taman deket situ tuh. . ” Jawabku
“ohh. . boleh. Bentar ya aku tutup toko dulu” Kata Ve
“oke . . . ” Jawabku
“eh,Ve kita jalan-jalan yuk” Ajakku
“Kemana ?” Tanya Ve
“Ke taman deket situ tuh. . ” Jawabku
“ohh. . boleh. Bentar ya aku tutup toko dulu” Kata Ve
“oke . . . ” Jawabku
Setelah menutup tokonya kamipun berjalan
bersama menuju taman tempat biasa aku menghabiskan akhir pekanku. Disana
kulihat Veranda tidak seperti biasanya, Veranda terlihat lebih ceria. Melihat
itu semua akupun ikut senang karena selama aku mengenalnya baru kali ini aku
melihat Veranda begitu senang.
“Gimana,kamu suka disini?” Tanyaku
“Suka banget. . . ” Jawab Ve
“Ve,kamu tau nggak. Dulu disini aku sering melamun sendirian. Tapi setelah aku ngajak kamu kesini suasana tempat ini jadi beda deh” Kataku
“Beda gimana maksudnya ?” Tanya Ve penasaran
“Ya jadi lebih indah aja sejak ada kamu” Jawabku
“Tuh kan mulai nge-gombal” Ejek Ve
“hehehehe. . Namanya juga usaha” Jawabku
“Eh, Ve kamu mau kasih makan merpati nggak?” Tanyaku
“Boleh. . ” Jawab Ve
“Gimana,kamu suka disini?” Tanyaku
“Suka banget. . . ” Jawab Ve
“Ve,kamu tau nggak. Dulu disini aku sering melamun sendirian. Tapi setelah aku ngajak kamu kesini suasana tempat ini jadi beda deh” Kataku
“Beda gimana maksudnya ?” Tanya Ve penasaran
“Ya jadi lebih indah aja sejak ada kamu” Jawabku
“Tuh kan mulai nge-gombal” Ejek Ve
“hehehehe. . Namanya juga usaha” Jawabku
“Eh, Ve kamu mau kasih makan merpati nggak?” Tanyaku
“Boleh. . ” Jawab Ve
Akupun mengambil beberapa keping biskuit
dari dalam tasku. Kuremukkan biskuit itu untuk makanan merpati.
“Mana tangan kamu” Kataku sambil meraih tangan Ve
“Mana tangan kamu” Kataku sambil meraih tangan Ve
Kuberikan remahan biskuit tadi dan
sebagian kecilnya aku tebarkan di depan kami. Seketika itu pula puluhan merpati
mengerubungi kami. Segera para merpati itu menghampiri Ve mencoba mematuki
biskuit yang ada di tangannya.
“Hihihihhihih. . . Geli banget nih. . ” Kata Ve kegelian
“Ditahan aja nggak apa-apa kok” Jawabku
“Hihihihhihih. . . Geli banget nih. . ” Kata Ve kegelian
“Ditahan aja nggak apa-apa kok” Jawabku
Akupun memegang tangan Veranda agar
remah-remah roti ditangannya tidak tumpah ke tanah. Melihat tanganku
menggenggam tanganya Ve menoleh ke arahku. Sesaat kedua mata kami bertemu. Tapi
kemudian Ve melepaskan tangannya karena remah roti ditangannya telah habis.
“Makasih ya dit,udah ngajak aku kesini” Kata Ve
“Iya sama-sama, kita duduk dulu yuk capek nih” Jawabku
Kamipun duduk di salah satu bangku yang kosong. Aku segera membeli minuman untuk Ve karena kami memang cukup lelah dan haus sedari tadi.
“Eh Ve,kamu masih kuliah apa udah kerja ?” Tanyaku
“Aku masih kuliah kok,tapi aku cuti satu semester karena kesehatan kakekku menurun jadi aku harus merawat kakekku sambil meneruskan usaha di toko buku”Jawab Ve
“Ohh, semoga kakek kamu cepat sembuh ya” Kataku
“Kalo kamu sendiri ?” Tanya Ve
“Aku juga kuliah kok,ya cuma di akhir pekan seperti ini saja aku bisa santai sambil refreshing hehehe ” Jawabku
“Sekali lagi makasih ya dit,udah ngajak aku kesini aku seneng banget ” Kata Ve
“Yang harus bertarima kasih itu aku Ve. ” Jawabku
“Lho. . kok kamu sih yang terima kasih ? kan yang ngajak kesini kamu ” Tanya Ve
“sejak aku kuliah di kota ini,tiap akhir pekan aku selalu duduk disini sendirian dan cuma bisa melamun sendirian.” Kataku
“Tapi setelah tadi aku kesini sama kamu semuanya jadi berbeda” Tambahku
“Beda gimana maksud kamu ?” Tanya Ve penasaran
“Coba deh kamu tutup mata kamu. . ” Kataku
“Makasih ya dit,udah ngajak aku kesini” Kata Ve
“Iya sama-sama, kita duduk dulu yuk capek nih” Jawabku
Kamipun duduk di salah satu bangku yang kosong. Aku segera membeli minuman untuk Ve karena kami memang cukup lelah dan haus sedari tadi.
“Eh Ve,kamu masih kuliah apa udah kerja ?” Tanyaku
“Aku masih kuliah kok,tapi aku cuti satu semester karena kesehatan kakekku menurun jadi aku harus merawat kakekku sambil meneruskan usaha di toko buku”Jawab Ve
“Ohh, semoga kakek kamu cepat sembuh ya” Kataku
“Kalo kamu sendiri ?” Tanya Ve
“Aku juga kuliah kok,ya cuma di akhir pekan seperti ini saja aku bisa santai sambil refreshing hehehe ” Jawabku
“Sekali lagi makasih ya dit,udah ngajak aku kesini aku seneng banget ” Kata Ve
“Yang harus bertarima kasih itu aku Ve. ” Jawabku
“Lho. . kok kamu sih yang terima kasih ? kan yang ngajak kesini kamu ” Tanya Ve
“sejak aku kuliah di kota ini,tiap akhir pekan aku selalu duduk disini sendirian dan cuma bisa melamun sendirian.” Kataku
“Tapi setelah tadi aku kesini sama kamu semuanya jadi berbeda” Tambahku
“Beda gimana maksud kamu ?” Tanya Ve penasaran
“Coba deh kamu tutup mata kamu. . ” Kataku
Veranda pun menutup kedua matanya.
Duh,cantik sekali gadis yang ada di hadapanku ini. Mungkinkah aku jatuh cinta
padanya ???
“Apa yang kamu lihat ?” Tanyaku
“Gelap dit,g ada apa-apa” Jawab Ve
“Seperti itulah hari-hariku di tempat ini. Gelap dan kosong karena aku sendirian. Sekarang buka mata kamu” Kataku
“Lihat deh,keindahan taman ini dengan burung-burung yang berkicau,danau kecil dengan ikan-ikannya serta rindangnya pepohonan disini” Tambahku
“Semua itu baru aku sadari saat aku sama kamu Ve. Segala keindahan di dunia ini tidak akan menjadi indah jika kita tidak bersama seseorang untuk diajak berbagi” Kataku sambil menatap Ve
“Apa yang kamu lihat ?” Tanyaku
“Gelap dit,g ada apa-apa” Jawab Ve
“Seperti itulah hari-hariku di tempat ini. Gelap dan kosong karena aku sendirian. Sekarang buka mata kamu” Kataku
“Lihat deh,keindahan taman ini dengan burung-burung yang berkicau,danau kecil dengan ikan-ikannya serta rindangnya pepohonan disini” Tambahku
“Semua itu baru aku sadari saat aku sama kamu Ve. Segala keindahan di dunia ini tidak akan menjadi indah jika kita tidak bersama seseorang untuk diajak berbagi” Kataku sambil menatap Ve
Mendengar perkataanku tadi Veranda hanya
diam dan menunduk. Sesaat kemudian dia menatapku dengan kedua mata yang
berkaca-kaca. Entah itu tangis kesedihan atau tangis bahagia aku tidak bisa
menafsirkannya. Kuseka airmata yang perlahan mengalir dipipinya.
“Kamu kenapa Ve ?” Tanyaku
“Kita pulang yuk, Udah mulai gelap nih” Jawab Ve
“Kamu kenapa Ve ?” Tanyaku
“Kita pulang yuk, Udah mulai gelap nih” Jawab Ve
Akupun hanya mengangguk pelan dan
mengantarkannya pulang kembali ke toko buku. Saat akan pulang Veranda memegang
tanganku dan memintaku untuk menunggunya sebentar. Sekitar 5 menit Veranda
masuk kedalam toko,entah apa yang dilakukannya akupun tidak mengerti. Sesaat
kemudian Veranda muncul dengan bungkusan yang bisa kutebak isinya sebuah buku.
“Nih buat kamu,terima kasih ya buat hari ini. . . ” Kata Ve
“I. . iya terima kasih ya bingkisannya. Aku pulang dulu Ve” Jawabku
“Nih buat kamu,terima kasih ya buat hari ini. . . ” Kata Ve
“I. . iya terima kasih ya bingkisannya. Aku pulang dulu Ve” Jawabku
Akupun membalikkan badan dan segera
pulang ke tempat kost ku. Sesampainya disana kuletakkan kembali bingkisan itu
di laci mejaku. Kurebahkan tubuhku di kasurku dan kembali mengingat-ingat
kembali peristiwa tadi,mencoba untuk mengartikan sikap diam Ve sesaat setelah
aku menyatakan cintaku padanya. Setelah lama berpikir tak terasa akupun
tertidur.
Pagi harinya aku kembali disibukkan oleh
kegiatan perkuliahanku. Tidak hanya itu saja,tuntutan tugas pun memaksa ku
untuk menggunakan akhir pekanku untu berdiam diri di kost bersama teman-teman
kampusku. Tidak terasa 1 bulan telah terlewat sejak terakhir kali aku
mengunjungi Veranda. Kali ini aku berniat untuk mengunjungi taman terlebih
dahulu,karena tugas dan perkuliahan telah cukup banyak membebani pikiranku.
Mungkin dengan menenangkan diri di taman dapat meringankan pikiranku.
Sesampainya di taman aku dikejutkan
dengan adanya seorang gadis yang tengah duduk sendirian. Terlihat dia tengah
membaca buku yang cukup tebal,mungkinkah itu Veranda ?. Akupun segera
menghampirinya dan ketika aku menegurnya,ternyata gadis itu bukanlah Veranda.
Karena malu aku pun meminta maaf pada gadis itu dan pergi menuju toko buku
milik Veranda.
Klinting. . . klinting. . . . Terdengar bunyi lonceng di pnitu masuk.
“Selamat Datang. . ” Sebuah suara menyambutku namun bukanlah suara yang kukenal.
“I. . . iya . . . ” Akupun segera menghampiri sumber suara yang menyambutku.
Klinting. . . klinting. . . . Terdengar bunyi lonceng di pnitu masuk.
“Selamat Datang. . ” Sebuah suara menyambutku namun bukanlah suara yang kukenal.
“I. . . iya . . . ” Akupun segera menghampiri sumber suara yang menyambutku.
Benar saja sang pemilik suara itu
bukanlah Veranda melainkan gadis lain. Karena kebingungan akupun segera pulang
ke tempat kost ku. Disana aku kembali merenung sendirian,tiba-tiba aku teringat
akan buku terakhir yang diberikan oleh Veranda pada saat terakhir kami bertemu.
Kubuka laci meja belajarku dan dan kuambil ketiga bungkusan coklat itu. Ketika
kubuka bungkusan buku pertama didalamnya sebuah buku yang tidak aku kenal.
Kubuka buku itu dan sebuah memo kecil jatuh dari dalam buku itu.
Hai. . . kamu suka novel juga ya ?
Namaku Veranda
Jangan bosen ya datang kesini. . .
Memo ini jangan-jangan saat pertama kali
aku berkunjung di toko buku Veranda. Kubuka bungkusan kedua yang didalamnya
terdapat buku bertuliskan Trigonometri disampulnya.
“Ini pasti saat kali kedua aku berkunjung di toko buku” Kataku dalam hati
“Ini pasti saat kali kedua aku berkunjung di toko buku” Kataku dalam hati
Kubuka kembali buku itu dan sebuah memo
terjatuh dari dalam buku itu.
Jadi nama kamu Dito ya. . . .
Salam kenal ya. . . .
Terima kasih udah mau dateng lagi ke sini . .
Seneng deh akhirnya punya pelanggan tetap di toko ini hehe. .
Apalagi pelanggannya ganteng hehehehe. . .
Jadi nama kamu Dito ya. . . .
Salam kenal ya. . . .
Terima kasih udah mau dateng lagi ke sini . .
Seneng deh akhirnya punya pelanggan tetap di toko ini hehe. .
Apalagi pelanggannya ganteng hehehehe. . .
Membaca memo kedua itu membuatku
tersenyum sendiri.
Jantungku berdebar saat melihat
bungkusan ketiga. Bungkusan ini adalah bungkusan yang diberikan Ve saat
terakhir kami bertemu. Bungkusan yang mungkin berisi isi hati Veranda. Kubuka
perlahan bungkusan itu yang ternyata berisi sebuah novel yang kurang aku kenal
judul maupun nama pengarangnya. Kubuka buku itu dam sebuah memo kembali jatuh
dari sana.
Maaf Dit,aku belum bisa mengerti akan perasaanku saat ini. .
Mungkin suatu saat nanti waktu yang akan menjawabnya. . .
Semoga kamu tidak marah dengan keputusanku. .
Jadi untuk saat ini lebih baik kita jalani saja hubungan persahabatan kita.
Ngomong-ngomong aku senang sekali hari ini kamu mengajakku ke taman itu. .
Minggu depan kita kesana lagi berdua ya. .
Begitu terkejutnya aku setelah membaca
memo terakhir itu. Segera aku berlari menuju taman,disana kucari dengan teliti
tiap jengkal taman itu untuk mencari Veranda.Mungkinkah dia marah karena aku
tak lagi mengunjunginya ?
Setelah yakin bahwa Veranda tidak berada
di taman.aku menuju toko buku milik Veranda. Disana kutanyai gadis penjaga toko
itu tentang keberadaan Veranda.
“Permisi mbak,kalo boleh tau yang biasanya jaga toko ini kemana ya mbak ?” Tanyaku
“Ohh. . . non Veranda,dia udah berangkat lagi mas keluar negeri buat kuliah” Jawab gadis penjaga toko itu.
“Permisi mbak,kalo boleh tau yang biasanya jaga toko ini kemana ya mbak ?” Tanyaku
“Ohh. . . non Veranda,dia udah berangkat lagi mas keluar negeri buat kuliah” Jawab gadis penjaga toko itu.
Begitu terkejutnya aku mengetahui kabar
itu. Ternyata Veranda telah melanjutkan studinya ke luar negeri. Dan entah
kapan dia akan kembali lagi ke Indonesia.
“Keluar negeri ? dari kapan mbak ?” Tanyaku lagi.
“Seminggu lalu mas. Kalo boleh tau nama mas siapa ya?” tanya gadis itu.
“Dito mbak . . ” Jawabku pelan
“Mas Dito ?? Wah sudah saya tunggu lama mas. Ini ada titipan dari non Veranda buat mas-nya” Kata gadis itu.
“Titipan apa mbak ?” Tanyaku penasaran.
“Sebentar mas saya ambilkan. . ”
“Keluar negeri ? dari kapan mbak ?” Tanyaku lagi.
“Seminggu lalu mas. Kalo boleh tau nama mas siapa ya?” tanya gadis itu.
“Dito mbak . . ” Jawabku pelan
“Mas Dito ?? Wah sudah saya tunggu lama mas. Ini ada titipan dari non Veranda buat mas-nya” Kata gadis itu.
“Titipan apa mbak ?” Tanyaku penasaran.
“Sebentar mas saya ambilkan. . ”
Gadis itu pun menghilang menuju bagian
dalam toko itu. Sesaat kemudian dia kembali dengan membawa dua bungkusan coklat
mirip seperti yang biasa Veranda bungkuskan untukku.
“Ini mas barangnya. . ” Kata gadis itu sambil menyerahkan bungkusan itu.
“Terima kasih mbak. . ” Jawabku pelan.
“Ini mas barangnya. . ” Kata gadis itu sambil menyerahkan bungkusan itu.
“Terima kasih mbak. . ” Jawabku pelan.
Ku segera pulang karena penasaran akan
isi dari bungkusan yang dititipkan oleh Veranda. Dikamar kubuka bungkus pertama
yang lagi-lagi berisi novel dan memo.
Sudah dua minggu kamu nggak menemuiku disini. .
Kamu marah ya sama aku. ?
Kukuatkan diriku dan membuka bungkusan
terakhir. Bungkusan itu berisi sebuah novel dan memo.
Hai Dit,jika
kamu membaca memo ini,berarti aku udah nggak ada lagi disisi kamu. . Maaf ya
jika harus seperti ini cara perpisahan kita Aku harus melanjutkan kuliahku di
luar negeri untuk menggapai Cita-citaku Mengenai perasaanku ke kamu kini aku
sudah mengetahuinya Aku benar-benar sayang sama kamu Dit Semenjak kamu nggak
dateng lagi ke toko buku,aku merasakan kegelapan yang sama seperti yang kamu
rasakan Dan sejak itulah aku tahu kalo aku nggak bisa hidup tanpa kamu,karena
kamulah satu-satunya pelita yang menerangi kegelapan hidupku. 3 buku yang aku
beri itu adalah buku kesayanganku Semoga ketiga buku itu dapat menemanimu
disaat aku tidak bersamamu lagi. Dan semoga suatu saat nanti aku bisa bertemu
lagi denganmu.
Veranda
Senang,sedih,bingung semua perasaan itu
bergabung menjadi satu.Disatu sisi aku sangat bahagia mengetahiu bahwa Veranda
menerima perasaanku.Namun disisi lain perasaan sedih dan bingung juga kurasakan
karena gadis yang selama ini aku sayangi kini tak lagi disisiku.
Seminggu berlalu,kini aku berada ditaman
tempat biasa aku melepas lelah dari hiruk pikuk kegiatan perkuliahan. Kini aku
tidak lagi menjadi lelakiyang hanya duduk diam melamun sendirian. Kini aku
ditemani oleh tiga buku peninggalan Veranda. Dan mungkin suatu saat nanti kami
akan dipertemukan lagi disini,di taman ini. . . . .
~ END ~
- Back to Home »
- Cerita »
- Bungkusan Cinta Veranda